HERE’S HOW I
CREATE MY ART
HERE’S HOW
I CREATE MY ART
BALI INDONESIAN TRADITIONAL TATTOO @ERWINPRIMITIF
BALI INDONESIAN TRADITIONAL TATTOO @ERWINPRIMITIF
CULTURAL INHERITANCE,
EMBODIED FROM GENERATION
TO GENERATION
WARISAN BUDAYA,
DIWUJUDKAN DARI GENERASI
KE GENERASI
OPEN NOW
LEJA
Cultural Space & Tattoo
◆ LEJA is the intersection of a tribal-focused tattoo studio with curated treasures from Indonesian tribes. In our space former cultural heritage is reinvented into modern tattoo designs. The space for all lovers of individual tattoos and a curious heart for Tenun Ikat, Carvings and Tribes.
We’re happy that the hard work of the last years comes together and thrilled for the new studio space with curated cultural art. Hope to see you there soon!
THE
WONGA
◆ „Wonga“ is a traditional word of the Lio Tribe located at the foot of Mount Kelimutu in the area of Ende, Flores Island, East Nusa Tenggara. Wonga means „flower“. Significantly, the two works above interpret balance, compassion, love and harmony. On the bottom right is “Wonga ata fai” which means Women’s Flower and in the top right “Wonga ata laki” relates to Men’s Flower.
“Wonga” adalah aksen traditional oleh suku Lio yang berada di bawah kaki gunung Kelimutu di daerah Ende, pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Wonga memiliki arti “Bunga”. Secara siknifikan kedua karya diatas meng-interpretasikan keseimbangan, kasih sayang, cinta dan harmoni. Kanan bawah’ yaitu Wonga ata fai yang berarti Bunga Wanita dan kanan atas Wonga ata laki yaitu Bunga Laki-Laki.
Inspired by Ikat Fabric (Tenun Ikat)
from Lio Tribe in Flores Island, Indonesia.
Acrylic Paint on Canvas,
190gr 100% Handpainting
45×160 cm
2024
THE
WONGA
◆ „Wonga“ is a traditional word of the Lio Tribe located at the foot of Mount Kelimutu in the area of Ende, Flores Island, East Nusa Tenggara. Wonga means „flower“. Significantly, the two works above interpret balance, compassion, love and harmony. On the bottom right is “Wonga ata fai” which means Women’s Flower and in the top right “Wonga ata laki” relates to Men’s Flower.
“Wonga” adalah aksen traditional oleh suku Lio yang berada di bawah kaki gunung Kelimutu di daerah Ende, pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Wonga memiliki arti “Bunga”. Secara siknifikan kedua karya diatas meng-interpretasikan keseimbangan, kasih sayang, cinta dan harmoni. Kanan bawah’ yaitu Wonga ata fai yang berarti Bunga Wanita dan kanan atas Wonga ata laki yaitu Bunga Laki-Laki.
Inspired by Ikat Fabric (Tenun Ikat)
from Lio Tribe in Flores Island, Indonesia.
Acrylic Paint on Canvas,
190gr 100% Handpainting
45×160 cm
2024
THE INSPIRATION
◆ The tattoo work of Erwin Primitif is inspired by the heritage of traditional Ikat weaving motifs, carvings and traditional jewelry from tribes in Indonesia. The shapes and patterns of each motif certainly have meaning, spiritual value and include several patterns that were sacred to the ancestors. Every pattern that is outlined in a tattoo work goes through changes and design developments with the aim of diminishing the spirit contained in the motif so that in the future it does not become a burden for a collector and does not contain elements of SARA*. Erwin collected data, meanings and aspects contained in motifs through regional books, literature and based on observations of several traditional tribes that he carried out several years ago.
*SARA relates to actions based on an understanding of sentiment regarding an identity involving descent, ethnicity, religion, tradition etc.
Secara singkat, Karya tato yang menjadi gaya dari Erwin Primitif yaitu terinspirasi dari warisan motif traditional Tenun Ikat, Songket, dan juga ukiran hingga perhiasan tradisional suku-suku di Nusantara. Bentuk dan pola dari setiap motif tentunya memiliki arti, nilai spiritual dan beberapa pola yang disakralkan oleh leluhur.
Setiap pola yang dituangkan kedalam karya tato melewati hasil perubahan dan pengembangan desain dengan tujuan memudarkan sisi spirit yang terkandung didalam motif sehingga kelak tidak menjadi beban bagi seorang kolektor dan tidak mengandung unsur SARA. Pengumpulan data, makna, dan aspek aspek yang terkandung didalam motif yang Erwin dapatkan melalui buku daerah, literatur, dan berdasarkan observasi ke beberapa suku adat yang ia lakukan beberapa tahun kebelakang.
THE INSPIRATION
◆ The tattoo work of Erwin Primitif is inspired by the heritage of traditional Ikat weaving motifs, carvings and traditional jewelry from tribes in Indonesia. The shapes and patterns of each motif certainly have meaning, spiritual value and include several patterns that were sacred to the ancestors. Every pattern that is outlined in a tattoo work goes through changes and design developments with the aim of diminishing the spirit contained in the motif so that in the future it does not become a burden for a collector and does not contain elements of SARA*. Erwin collected data, meanings and aspects contained in motifs through regional books, literature and based on observations of several traditional tribes that he carried out several years ago.
*SARA relates to actions based on an understanding of sentiment regarding an identity involving descent, ethnicity, religion, tradition etc.
Secara singkat, Karya tato yang menjadi gaya dari Erwin Primitif yaitu terinspirasi dari warisan motif traditional Tenun Ikat, Songket, dan juga ukiran hingga perhiasan tradisional suku-suku di Nusantara. Bentuk dan pola dari setiap motif tentunya memiliki arti, nilai spiritual dan beberapa pola yang disakralkan oleh leluhur.
Setiap pola yang dituangkan kedalam karya tato melewati hasil perubahan dan pengembangan desain dengan tujuan memudarkan sisi spirit yang terkandung didalam motif sehingga kelak tidak menjadi beban bagi seorang kolektor dan tidak mengandung unsur SARA. Pengumpulan data, makna, dan aspek aspek yang terkandung didalam motif yang Erwin dapatkan melalui buku daerah, literatur, dan berdasarkan observasi ke beberapa suku adat yang ia lakukan beberapa tahun kebelakang.
ABOUT
ERWIN
PRIMITIF
Halo, aku Erwin Primitif. I was born in Surabaya, and grew up in the depth of Sumatra Island. I am the owner of ‘Dijoglo Tattoo House’ in Bali where it is our daily mission to translate the treasures of the ancient heritage of our tribes with full respect into reinvented art. All to secure the heritage but also to offer access in a creative way for our modern world. In 2012 during my studies in Art & Design at Modern School of Design in Yogjakarta and later on in Bali where I concluded my Bachelors degree in Communication Design, it was common to earn pocket money for the daily dose of cigarettes from screen printing, making logos or designing flyers – with my approach in life for seeing things from another perspective i made my choice and committed to the most precious canvas in the world: our skin.
I embarked on my artistic journey and found myself one identity crisis later in the lively villages of Flores Island. My first introduction to Ikat Weaving (Tenun Ikat) immediately sparked my curiosity to know more about traditional Textiles, Sculptures and Symbolics.
The followed observations in the Koa’nara Village site, the Watugana traditional village right under the foot of Mount Kelimutu, Moni and the exchange of knowdlege with local traditional elders lead me to publish my first printed book. „One Day in Moni“ contains explanations to traditional elements. The second edition with the extensions of elements of Komodo is currently under revision.
Today I am combining traditional motifs and create unique tattoo pieces with powerful meanings. The curiosity for diving deep into the world of ancient motifs is weaved into my journey. The importance of our heritage should be preserved from generation to generation.
Halo, Aku Erwin Primitif lahir diSurabaya, dan besar di pedalaman Pulau Sumatera.Aku adalahpemilik‘DiJogloTattooHouse’` di Pulau Bali yang merupakan misi harian ku untuk menerjemahkan dan mengembangkan harta warisan tradicional suku kami dengan penuh hormat ke dalam seni tato. Semuanya untuk melestarikan warisan dan mengemasnya menjadi tato dan menjadi suatu gaya tato di Dunia modern. Pada tahun 2012, ketika aku kuliah di bidang Seni & Desain di Yogjakarta di Universitas Modern School of Design yang kemudian melanjutkan kuliahku Bali dan meraih gelar Sarjana Desain Komunikasi Visual, yang paling teringat saat masa itu adalah hal biasa untuk mencari uang rokok dari membuat Logo, Sablon, Brosur dan kesenian lain. Kebosanan yang membentuk sudut pandang berbeda yang akhirnya membawaku dan berkomitmen pada kanvas paling mahal di dunia: kulit kita.
Perjalanan tersebut kemudian menjatuhkanku ke titik terendah yaitu krisis identitas dan membawaku ke Pulau Flores dengan tujuan mengevaluasi diri. Perkenalan pertama dengan Tenun Ikat langsung menggugah rasa ingin tahu ku untuk mengetahui lebih jauh tentang Kain mewah tersebut, Patung serta Ukiran tradisional. Tujuan evaluasi diri itu secara tidak sengaja berdampingan dengan Observasi lanjutan di situs Desa Koa’nara, desa adat Watugana yang berada tepat di bawah kaki Gunung Kelimutu, Moni dan pertukaran ilmu dengan para tetua adat setempat membawaku untuk menerbitkan buku cerita perjalanan cetakan pertama yaitu “Satu Hari di Moni” dan dibumbui penjelasan tentang unsur-unsur tradisional lengkap dengan makna yang terkandung dan mendonasikan beberapa buku kedesa adat setem pat sebagai rekam jejak . Edisi kedua sedang dalam tahap revisi yang akan menggabungkan motif ukir tradisional dan Motif tradisional Tenun Ikat dilengkapi dengan ilustrasi motif yang telah melalui proses kreatif. Rasa ingin tahu untuk mendalami motif tradisional terjalin dalam perjalanan ini yang aku rasa pentingnya untuk menjaga dan melestarikan warisan kita dari generasi ke generasi.
ABOUT
ERWIN
PRIMITIF
Halo, aku Erwin Primitif. I was born in Surabaya, and grew up in the depth of Sumatra Island. I am the owner of ‘Dijoglo Tattoo House’ in Bali where it is our daily mission to translate the treasures of the ancient heritage of our tribes with full respect into reinvented art. All to secure the heritage but also to offer access in a creative way for our modern world. In 2012 during my studies in Art & Design at Modern School of Design in Yogjakarta and later on in Bali where I concluded my Bachelors degree in Communication Design, it was common to earn pocket money for the daily dose of cigarettes from screen printing, making logos or designing flyers – with my approach in life for seeing things from another perspective i made my choice and committed to the most precious canvas in the world: our skin.
I embarked on my artistic journey and found myself one identity crisis later in the lively villages of Flores Island. My first introduction to Ikat Weaving (Tenun Ikat) immediately sparked my curiosity to know more about traditional Textiles, Sculptures and Symbolics.
The followed observations in the Koa’nara Village site, the Watugana traditional village right under the foot of Mount Kelimutu, Moni and the exchange of knowdlege with local traditional elders lead me to publish my first printed book. „One Day in Moni“ contains explanations to traditional elements. The second edition with the extensions of elements of Komodo is currently under revision.
Today I am combining traditional motifs and create unique tattoo pieces with powerful meanings. The curiosity for diving deep into the world of ancient motifs is weaved into my journey. The importance of our heritage should be preserved from generation to generation.
Halo,Aku Erwin Primitif lahir diSurabaya, dan besar di pedalaman Pulau Sumatera.Aku adalahpemilik‘DiJogloTattooHouse’` di Pulau Bali yang merupakan misi harian ku untuk menerjemahkan dan mengembangkan harta warisan tradicional suku kami dengan penuh hormat ke dalam seni tato. Semuanya untuk melestarikan warisan dan mengemasnya menjadi tato dan menjadi suatu gaya tato di Dunia modern. Pada tahun 2012, ketika aku kuliah di bidang Seni & Desain di Yogjakarta di Universitas Modern School of Design yang kemudian melanjutkan kuliahku Bali dan meraih gelar Sarjana Desain Komunikasi Visual, yang paling teringat saat masa itu adalah hal biasa untuk mencari uang rokok dari membuat Logo, Sablon, Brosur dan kesenian lain. Kebosanan yang membentuk sudut pandang berbeda yang akhirnya membawaku dan berkomitmen pada kanvas paling mahal di dunia: kulit kita.
Perjalanan tersebut kemudian menjatuhkanku ke titik terendah yaitu krisis identitas dan membawaku ke Pulau Flores dengan tujuan mengevaluasi diri. Perkenalan pertama dengan Tenun Ikat langsung menggugah rasa ingin tahu ku untuk mengetahui lebih jauh tentang Kain mewah tersebut, Patung serta Ukiran tradisional. Tujuan evaluasi diri itu secara tidak sengaja berdampingan dengan Observasi lanjutan di situs Desa Koa’nara, desa adat Watugana yang berada tepat di bawah kaki Gunung Kelimutu, Moni dan pertukaran ilmu dengan para tetua adat setempat membawaku untuk menerbitkan buku cerita perjalanan cetakan pertama yaitu “Satu Hari di Moni” dan dibumbui penjelasan tentang unsur-unsur tradisional lengkap dengan makna yang terkandung dan mendonasikan beberapa buku kedesa adat setem pat sebagai rekam jejak . Edisi kedua sedang dalam tahap revisi yang akan menggabungkan motif ukir tradisional dan Motif tradisional Tenun Ikat dilengkapi dengan ilustrasi motif yang telah melalui proses kreatif. Rasa ingin tahu untuk mendalami motif tradisional terjalin dalam perjalanan ini yang aku rasa pentingnya untuk menjaga dan melestarikan warisan kita dari generasi ke generasi.
FROM
A STORY
TO THE
DESIGN
Every person is unique. Through consultation, I see behind the stories, adapt and bring the work together to create the tattoo design. My job is to listen, take notes, understand the story and find keywords that fit with „Brain storming“ or data collection which is continued by determining the placement of the tattoo design.
Setiap orang itu unik. Melalui Konsultasi aku dapat mengenal, beradaptasi dan bekerja sama dalam merancang sebuah karya tato. Tugasku adalah mendengar, mencatat, memahami cerita dan menemukan kata kunci dalam bentuk “Brain storming” atau pengumpulan data yang diteruskan dengan menentukan penempatan desain tato.
The creative process is followed by changing a story/keyword into a design element. After the motifs are collected, the next step is to make several sketches and develop them by developing a motif into a new form.
Berikut adalah sebuah proses kreatif untuk merubah suatu cerita/kata kunci kedalam bentuk elemen desain. Setelah mengumpulkan motif, proses selanjutnya adalah membuat beberapa sketch dan diteruskan dengan mengembangkan sebuah motif menjadi bentuk baru.
FROM
A STORY
TO THE
DESIGN
◆ Every person is unique. Through consultation, I see behind the stories, adapt and bring the work together to create the tattoo design. My job is to listen, take notes, understand the story and find keywords that fit with „Brain storming“ or data collection which is continued by determining the placement of the tattoo design.
Setiap orang itu unik. Melalui Konsultasi aku dapat mengenal, beradaptasi dan bekerja sama dalam merancang sebuah karya tato. Tugasku adalah mendengar, mencatat, memahami cerita dan menemukan kata kunci dalam bentuk “Brain storming” atau pengumpulan data yang diteruskan dengan menentukan penempatan desain tato.
The creative process is followed by changing a story/keyword into a design element. After the motifs are collected, the next step is to make several sketches and develop them by developing a motif into a new form.
Berikut adalah sebuah proses kreatif untuk merubah suatu cerita/kata kunci kedalam bentuk elemen desain. Setelah mengumpulkan motif, proses selanjutnya adalah membuat beberapa sketch dan diteruskan dengan mengembangkan sebuah motif menjadi bentuk baru.
NEXT
PROJECT
◆ The first edition of the book “One Day in Moni” has been donated to a local tribal village as a traditional record and as communication material for the new generation. The revised book is currently in progress with the mission of preserving the culture that is until now well maintained by its predecessors in the interior of Flores. The story behind the motif gets dissected and immortalized in the form of a travel book. Further observations from Labuan Bajo (Komodo Island) to Sikka Regency, Maumere, East Nusa Tenggara will support deeper insights.
Proyek buku cetakan pertama telah didonasikan di desa suku adat setempat sebagai rekam jejak tradisional dan menjadi bahan komunikasi kepada generasi baru. Pembaharuan buku dalam masa pengerjaan dengan visi melestarikan kebudayaan yang masih disimpan baik oleh para pendahulu di pedalaman Flores dengan membedah cerita di balik motif tersebut dan mengabadikannya kedalam bentuk buku perjalanan sekaligus mendokumentasikan ukiran tradisional yang dilanjutkan ke motif tradisional tenun ikat di pulau Flores. Rute Perjalanan akan dilanjutkan dari Labuan Bajo (pulau komodo) hingga Kabupaten Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur.
BALI INDONESIAN TRADITIONAL TATTOO @ERWIN PRIMITIF
NEXT
PROJECT
◆ The first edition of the book “One Day in Moni” has been donated to a local tribal village as a traditional record and as communication material for the new generation. The revised book is currently in progress with the mission of preserving the culture that is until now well maintained by its predecessors in the interior of Flores. The story behind the motif gets dissected and immortalized in the form of a travel book. Further observations from Labuan Bajo (Komodo Island) to Sikka Regency, Maumere, East Nusa Tenggara will support deeper insights.
Proyek buku cetakan pertama telah didonasikan di desa suku adat setempat sebagai rekam jejak tradisional dan menjadi bahan komunikasi kepada generasi baru. Pembaharuan buku dalam masa pengerjaan dengan visi melestarikan kebudayaan yang masih disimpan baik oleh para pendahulu di pedalaman Flores dengan membedah cerita di balik motif tersebut dan mengabadikannya kedalam bentuk buku perjalanan sekaligus mendokumentasikan ukiran tradisional yang dilanjutkan ke motif tradisional tenun ikat di pulau Flores. Rute Perjalanan akan dilanjutkan dari Labuan Bajo (pulau komodo) hingga Kabupaten Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur.
BALI INDONESIAN TRADITIONAL TATTOO @ERWIN PRIMITIF
BOOK YOUR TATTOO APPOINTMENT
Message us your idea, story or meaning and your available dates. We reach out to you asap.